Aloha It’s Kaska!
Kali ini aku mau menceritakan pengalaman liburanku
bersama ASUS Zenfone 10!
Selama di ibukota, hidup terasa dimanjakan dengan
kehadiran internet. Koneksinya yang cepat membuat hidup terasa praktis dan
taktis. Hanya hitungan detik, berbagai informasi datang dengan cepat, menyapa
dirimu agar kamu selalu update dengan situasi terkini.
Yep, benar
sekali! Fear of Missing Out (FOMO) menjadi kunci. Seakan-akan kita
diburu dengan hingar bingar internet. Beradu kecepatan agar layak dikatakan
pemenang. Padahal, ya tidak jelas juga apakah definisi dari kata pemenang
tersebut? Apakah mendapatkan piala? Tidak.
Apakah mendapatkan sorotan? Ya tidak juga. Justru kemeriahan dari FOMO sendiri dinikmati oleh pembuat konten, agar situs atau laman feed-nya dimeriahi oleh berbagai hingga ribuan komentar.
Bising dan pusing, ketika melihat apa yang terjadi di
dunia maya. Seketika orang bisa emosi dalam hitungan menit hanya dengan melihat
sebuah postingan. Bayangkan saja, tiga perasaan itu pun beradu. Gundah gulana,
gelisah dan merana pada saat yang bersamaan. Bercanda yak!
Tanpa kusadari, terkadang berita yang berada di jagat
maya tentu melibatkan sisi behaviouralism. Dimana seseorang bisa
bereaksi tentang sebuah fenomena atau peristiwa yang terjadi. Ternyata
permainan emosi adalah bagian dari intrik politik! Wow, bagaimana aku tidak
menyadarinya?!
Seketika aku langsung berpikir, “rasanya aku butuh
liburan,” Tetapi di saat yang sama, aku menginginkan suasana yang berbeda.
Kemudian aku melihat sebuah postingan di salah satu
akun di Instagram. Kalau tidak salah judulnya seperti ini, “Jika kamu diberi
kesempatan memilih, maukah kamu hidup tanpa internet, dan diberi uang 100
juta?”
Ya pastinya aku mau dong! Kapan lagi. Walau tidak
dikasih 100 juta pun aku langsung berangkat. Jadilah aku berlibur ke Sumatera
Utara. Canda.
Destinasi yang kupilih adalah salah satu pedesaan di
Sumatera Utara, yakni Desa Parlilitan. Alhamdulilah, kesempatan baik berpihak
kepadaku. Akhirnya aku bisa liburan ke tempat yang selalu membuat mata dan
hatiku tertuju padanya. Situasi semakin tepat, karena sinyal provider-ku tidak
sampai disana.
“Kapan lagi ya kan, hening sejenak tanpa internet dan
menikmati keindahan ibu pertiwi?”
Aku langsung tancap gas dan menggunakan hobiku untuk
bersantai. Hiking dan berfoto ria. Iya dong, kapan lagi menikmati
pemandangan yang eksotis nan menyejukkan mata ini, Seketika aku berjalan dan
melihat di sekelilingnya. Berbagai perkebunan dan rumah adat terpampang nyata
disana. Luasnya lahan dan birunya langit mengingatkanku pada situasi di
ibukota.
Polusi udara, dan kemacetan adalah sebagai bagian kehidupan dari keaduhaian ex-ibukota, sehingga kita tak lagi bisa melihat keindahan langit biru, yang mengingatkan kita betapa mahalnya mendapatkan udara bersih, terutama di kota-kota besar. Penggunaan kendaraan bermotor adalah teman untuk mengantarkan hingga ke tujuan.
Kesadaran untuk menggunakan transportasi umum masih
dianggap belum menjadi kewajiban. Tanpa kusadari penggunaan internet yang massive,
ternyata juga berkontribusi dalam pencemaran lingkungan.
Disana aku bersyukur bisa menikmati setiap detik
pemandangan nan aduhai, sekaligus iri. Lha iya, mereka bisa mendapatkan udara
bersih nan sejuk secara berlimpah. Sedangkan di kota besar, kita harus bersaing
dengan kepulan asap dan deru bising dari kuda besi.
Tetapi kita harus objektif, mereka hidup serba
kekurangan. Dari segi akses hingga kesempatan pun sangatlah jauh. Misalnya
jarak ke sekolah dan pasar sangatlah jauh. Belum lagi masalah kesehatan seperti
rumah sakit dan sebagainya. Puskesmas sebagai penyangga utama.
Berbagai spanduk billboard politik memang
dikirimkan kesana, tetapi hanya sekedar iklan. Rasanya sangatlah tidak adil
jika pertumbuhan hanya diprioritaskan di Pulau Jawa. Tetapi apa daya? Hidup
harus berjalan. Ladang adalah tumpuan sebagai penyambung hidup mereka.
Aktivitas cocok tanam menjadi modal utama. Setidaknya jika tidak laku dijual,
mereka bisa mengkonsumsikannya sendiri.
Tak terasa, selama tiga hari aku berwisata hati, aku menemukan banyak hal. Mulai dari berfoto ria hingga membuat konten. Ini mengingatkanku pada salah satu pilar dari jurnalisme di era digital yakni Citizen Journalism.
Citizen Journalism atau jurnalisme warga adalah keikutsertaan masyarakat
dalam memberitakan sesuatu dan menggunakan sisi jurnalisme untuk mengabadikan
sesuatu. Beberapa aktivitas yang biasanya dilakukan dalam jurnalisme warga
adalah merencanakan, menggali, mencari, mengolah dan melaporkan informasi.
Walaupun citizen journalism tidak harus menjadi
jurnalis professional, namun tetap saja data harus tetaplah berbicara.
Validitas data tetaplah menjadi kunci untuk menyebarkan sebuah berita.
Kegiatan inilah yang kulakukan dalam mendokumentasi
apa yang ada di Desa Parlilitan. Melihat pemandangan Gunung Simatakabo yang
permai, membuat hatiku damai. Keindahannya membuatku sadar akan pentingnya
menjaga kelestarian lingkungan. Termasuk pada sektor-sektor yang bersifat
ekosentris.
Mendaki beberapa tanjakan terjal yang cukup membuat
adrenalinku meningkat. Rasa ingin tahuku untuk menyusuri keindahan sekitar
Gunung Simatakabo semakin meninggi.
Aku pun mengucap rasa syukur sembari mengambil ponsel
dan mengabadikan momen sempurna ini. Smartphone is my bestie!
Seize the moment, adalah istilah yang tepat dan sering dipakai oleh
para kreator agar bisa menciptakan sebuah konten yang bombastis dan trending
di berbagai laman pengguna.
Kualitas kamera dari sebuah ponsel adalah hal yang
paling penting demi mewujudkan kesuksesan seorang jurnalis warga atau kreator
konten. Salah satunya adalah ASUS Zenfone 10.
5 Alasan Kenapa Kamu Harus Memakai ASUS Zenfone 10
sebagai Partner Kamu.
1. 1. Compact Size and Steady. Kejeniusan berada di dalam satu genggaman, ASUS
Zenfone 10 Mighty on Hand juaranya.
Dari segi desain, ASUS Zenfone 10 dikenal dengan ringkas
dan
Kokoh membuat ponsel ini bisa menjadi partner untuk
menemani harimu. Berukuran 5,9 inci dan berat super ringan, 172-gram ini
memiliki chipset yang sangat kencang yakni Snapdragon® 8 Gen 2. ASUS
Zenfone 10 sudah didukung oleh 5G dengan sistem operasi Android 13. Apalagi
didukung dengan up to 16 GB RAM dan Memory internal hingga 512 GB membuat
kapasitas kinerja ASUS Zenfone 10 bekerja hingga 15 persen. Jadi jelas, compact
size, namun tetap steady.
2. 2.Kapasitas
Mesin? Halussss
3. 3. Kualitas Serba Turbo dan Premium!
Kalau soal kualitas, ASUS Zenfone
10 selalu menggunakan bahan premium untuk memanjakan konsumennya. Ya ibarat
masakan saja, kalau ada salah satu dishnya yang tidak bagus, pasti rasanya akan
berbeda. Begitupula dengan ASUS Zenfone. Perlindungan layar saja menggunakan Corning® Gorilla® Glass Victus®, jadi tak perlu khawatir layar tergores atau terbanting
sekalipun.
Sound quality check? Tenang… Menggunakan dual stereo, dipadukan
dengan Dirac Virtuo™, menghasilkan suara yang jernih nan turbo. Bermain
game bahkan mendengarkan music menjadi jauh lebih nyaman. Biasanya kalau lagi
camping, karaoke-an menggunakan sound dari ASUS Zenfone 10 pasti asyik.
4. 4. Adanya AI, Kualitas Kamera bak panorama.
Tak mau ketinggalan jaman, kehadiran Artificial
Intelligence (AI) sebagai fitur,
membuat performa bisa lebih cepat dan akurat. AI bisa mengubah mode menjadi optimal,
termasuk HDR.
Sebagai penggemar dokumentasi pemandangan, kamera
adalah sahabat utama saya. Semakin jernih dan baik kualitas dari kamera sebuah
ponsel, makin panoramic hasilnya. ASUS Zenfone 10 memiliki poin surplus. Tak
hanya satu, tetapi dua main camera. Yes, tak salah lagi. Didukung 50 MP
Sony® IMX766 kamera utama dengan Ultrawide Camera 13 MP sensor ini
memang menghasilkan gambar super tajam nan detail. Ditambah Quad Bayer
technology - 12.5 MP, 2.0 µm dan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilizer 2.0
yang mampu menangkap pixel-pixel terkecil, sehingga gambar yang dihasilkan
semakin tajam. Oh iya keberadaan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilizer 2.0
bisa membuat hasil jepretan gambar ataupun video bisa menjadi lebih stabil.
Mau selfie dan menjadi selfish dengan
hasil maksimal? Tentu saja ASUS Zenfone 10 jawabannya. Dengan 32 MP sensor,
dikombinasikan dengan tambahan 8 MP, bisa menghasilkan gambar selfie
yang cantik. Diperkuat dengan pixel size1.4µm dan RGBW Technology
membuat kualitas dari ASUS Zenfone 10 semakin kuat di kelasnya. So, anti
warna putih-putih di foto deh. Hasil natural pun menanti.
5. 5. Dibalik desainnya yang compact, Terdapat Unsur Ecogreen
di dalamnya.
Isu climate change memang sangatlah menarik
perhatian. Indonesia masih sangat terbelenggu dengan masalah pengelolaan limbah
seperti food waste, toxic waste dan sebagainya. ASUS sangat peka dengan
masalah ini dan memprioritaskannya lewat produk teranyarnya yakni ASUS Zenfone
10. Menggunakan polikarbonat1 sebagai penutup casing diyakini bisa mengurangi
penggunaan petrokimia dan membantu untuk meminimalkan jejak karbon. Kemasannya sangat
bio degradable dengan terbuat dari kedelai. Jadi tentu saja tidak merusak bumi
pertiwi. Small act tapi bisa berdampak sangat luas.
ASUS Zenfone 10 tersedia 4 warna yakni Midnight
Black, Comet White, Eclipse Red, Aurora Green, dan Starry Blue. Cuman dari
semua, my personal fave ya Aurora Green. Itu asli bagus banget!
Jika kamu berminat, ASUS Zenfone 10 bisa dimiliki
di berbagai store terdekat atau kamu juga bisa meminangnya via e-commerce.
Tentunya ada promo menarik loh!:
Zenfone 10 Launch Sales Promo
Khusus hanya pada periode launch : 29th Sept – 15th
Oct 2023.
Zenfone 10 (8GB/128GB) Rp. 8.999.000 Discount 300K
menjadi Rp.8.699.000.
Zenfone 10 (16GB/512GB) Rp. 11.999.000 Free Connex
casing – senilai 899K.
Promo spesial ini hanya berlaku di Mitra penjualan
resmi ASUS :
Offline > ERAFONE, ASUS Exclusive Store, ASUS
Authorized Dealer.
Online > Tokopedia, Eraspace, ASUS Online Store.
Jadi tunggu apa lagi? Gaskan!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Zenfone 10 Blog
Writing Competition di Blog Travelerien.
0 #type=(blogger):
Post a Comment